PBC. Project Based Curiculum. PBC adalah salah satu kegiatan
SMP Bahtera. Jadi setiap selesai ulangan
semester, SMP Bahtera ini mengadakan home visit. Home visit itu adalah
guru-guru wali kelas datang ke rumah murid-muridnya untuk melaporkan hasil
nilai selama kami UTS. Biasanya home visit ini berlangsung selama tiga hari. Nah,
selama tiga hari ini murid-murid SMP Bahtera libur. Atau lebih tepatnya belajar
dirumah. Kami diberi proyek. Individu. Proyek kali ini adalah membuat omelette.
Membuat omelette ini sudah mencakup semua mata pelajaran. Saya akan bercerita ketika
saya membuat omelette ini. Begini ceritanya ...
Selasa, 7 oktober 2014. Pagi-pagi sekali saya dan tante pergi
ke pasar tradisional. Pasar Kiaracondong. Kami kesana menggunakan motor. Karena
jarak rumah ke pasar lumayan jauh kalau berjalan. Kami sempat salah jalan. Tapi
akhirnya sampai juga di pasar. Sangat ramai. Pertama saya membeli ayam dulu.
Saya menggunakan tas daur ulang saya dari spanduk bekas yang diberikan oleh
sekolah. Pembuatan tasnya dibantu oleh adik sepupu saya yang bernama alya. Tas itu
dibuat dihari sabtu pagi. Setelah membeli ayam, kami membeli bayam dan telur. Kebetulan
tempatnya berdekatan. Setelah itu kami masuk kedalam pasarnya. Tante lisa
membeli bahan bahan untuk membuat Coto Makassar. Hmmm.. yummy. Lalu setelah
semuanya telah terbeli kami pun pulang. Bandung, jalanannya sangat padat. Saya dan
t lisa sangat tegang. Setelah sampai di jalan yang lumayan sepi kami berdua
menghela nafas. Kapok deh di bandung keluar dengan menggunakan motor.
Sampai di rumah pertama saya merapihkan barang belanjaannya. Dimasukkan
kedalam kulkas. Rasanya ingin merebahkan diri di kasur. Saya pun naik dan
beristirahat sebentar sambil membaca-baca cara pembuatan omelettenya. Agak bingung
juga. Akhirnya saya memutuskan untuk melihat proses pembuatannya diyoutube. “How
to make omelette” saya mengetikkan kalimat itu. Dan muncul banyak sekali
cara-cara pembuatan omelette. Setelah saya mengerti dan istirahatnya juga sudah
cukup saya pun turun dan mulai memasak omelettenya. Ternyata tante lisa sedang memasak
coto juga. Awalnya saya hanya ingin mencincang daging ayamnya saja, eh malah
keterusan membuat omelettenya. Saya pun mencincang daging ayamnya. Lalu
mengiris kasar bayamnya. Saat saya sedang mengiris bayam ternyata ada wali
kelas alya datang untuk home visit. Saya pun disuruh membuat sambel dulu untuk
dimakan bersama coto nanti. Lalu saya pun melanjutkan lagi. Oh iya, daging ayam
dan bayam itu adalah isi dari omelettenya nanti. Selanjutnya saya mulai membuat
adonan telurnya. Pertama saya memecahkan 4 butir telur dan mengocoknya hingga
rata. Lalu saya mencincang bawang putihnya dan mencampurkannya ke dalam telur
yang sudah dikocok tadi. Tidak lupa memasukkan garam dan merica bubuk. Lalu di
mangkok yang lain saya mencampurkan tepung terigu dan tepung maizena. Tidak lupa
ditambahkan air. Saya mengaduk campuran tepung itu lalu adonan telurnya
ditumpahkan ke dalam mangkok yang berisi tepung-tepung tadi. Dicampurkan hingga
rata. Sambil mengocok adonan telurnya saya juga memanaskan wajan untuk
menggoreng telur itu. Pada saat proses memasak itu saya harus mengabadikannya. Untung
adik sepupu saya itu mau dimintai tolong untuk memfoto saya. Tante lisa
membantu saya ketika menggoreng telurnya. Pertama tante lisa menumpahkan
setengah adonan. Tapi adonan yang ini di lipat. Saya baru ingat kalau nanti
omelette ini akan dibagi menjadi delapan bagian yang sama besar. Ini berhubungan
dengan pelajaran matematika. Untung masih ada sisa adonannya. Tante lisa
meminta saya untuk menambahkan 2 butir telur lagi. Saya pun mengocok dua butir
telur itu. Saya juga menambahkan sedikit garam. Mungkin karena itu omelette nya
keasinan. Saat menggoreng belum terlalu kering saya pun menaburkan daging ayam
yang sudah dicincang dan di sangrai atau digoreng tanpa minyak dan juga
menaburkan bayam yang sudah diiris kasar. Setelah itu tante lisa membalikkan
telur tadi agar baliknya sama-sama matang. Saat menggoreng ini juga harus
diabadikan. Setelah matang saya menaruh omelette itu dipiring dan dibagi
menjadi 8 bagian yang sama besar. Lalu saya pun meminta orang-orang dirumah
untuk mencobanya. Saya juga ikut mencobanya. Asin. Saya pun menambahkan kecap. Jadi
sangat enak. Langsung ludes semua. Dan akhirnya tidak sempat diabadikan. Sampai-sampai
ada yang tidak kebagian. Apalagi shadra, sepupu saya yang sama-sama bersekolah
di SMP Bahtera. Dia mengambil adonan pertama yang salah untuk dia makan bersama
nasi. Dan dia makan sendiri. Tapi tidak apa-apa. Saya senang karena omelette
buatan saya habis. Dan tidak lupa saya membersihkan tempat saya memasak tadi. Alat-alat
yang saya gunakan dicuci. Dan mungkin saat itu saya sedang mood membersihkan. Jadi
sekalian saya membersihkan ruang makan. Sebenarnya omelette itu sama saja
seperti telur dadar. Cuma mungkin namanya yang keren saya jadi berpikir bahwa pembuatannya juga susah. Atau
bahasa anak jaman sekarang “rempong”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar