Ya seperti lagu film kartun yang
sering di putar di stasiun tv yang dulu. Ninja hatori. Mendaki gunung lewati lembah . Siswa siswi SMP Bahtera akan
hiking ke Curug Bugbrug. Semuanya ikut, kecuali teman kami yang bernama Amir
dan Aryya. Sayang sekali mereka tidak bisa ikut. Kami kumpul disekolah jam
07.00 WIB. Sebelum berangkat kami diberi pengarahan dan penjelasan dulu oleh
pak beben dan pak budi. Murid murid dibagi menjadi 12 kelompok. Dan tentu
perempuan dan laki laki dipisah. Masing masing kelompok ada pembimbingnya. Para
guru. Dari sekolah kami naik bus menuju kesana. Ada 2 bus. Perjalanan kesana
lumayan jauh. Ternyata di bus satu semuanya murid laki laki. Tidak ada murid
perempuan. Ya karena memang di SMP Bahtera ini mayoritas laki laki dan murid
perempuannya sangat sedikit. Belum jauh dari sekolah sudah ada yang menawarkan
makanan. Di bus ini guru yang ada hanya ibu ai. Guru bahasa indonesia di kelas
8 dan kelas 9.
Tidak terasa kami sudah sampai
ditempat tujuan. Kami pun turun dan mulai mengabsen lalu berbaris sesuai dengan
kelompok masing masing dan pembimbingnya. Saya sekelompok dengan teman sekelas
saya Afifah, Luthfia (8), Putri (7). Guru pembimbingnya adalah Bu Selvi. Setelah
itu kami pun mulai berjalan. Baru beberapa langkah kami sudah bertemu dengan
tanjakan. Dan tanjakan luar biasa sekali. Kami mendaki. Cukup lama juga. Sesampainya
diatas kami semua langsung duduk meluruskan kaki. Ini baru awal perjalanan
sudah capek duluan. Ternyata dibelakang kami ada para ibu guru yang juga ikut
berjalan. Kami pun memberi semangat kepada mereka. Istirahat selesai. Kami lanjut
berjalan. Jalannya berdebu. Untung kami sudah memakai masker. Tidak lama kami
keluar dilapangan yang bisa dibilang sangat luas. Indah. Tapi kami harus tetap
melanjutkan perjalanan. Dan ternyata harus bertemu dengan tanjakan lagi. Tapi kali
ini tanjakannya pendek. Kami melewati padang rumput yang
sangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat luas. Ada peternakan sapi juga. Saya, Afifah, dan Bu
Selvi sempat berfoto dan selfie. Lalu kami lanjut berjalan dan melewati
perkampungan. Sesekali berhenti untuk beristirahat dan minum.
Singkat cerita, kami tiba di pos
1. Ada mesjid disitu. Kami beristirahat bersama sama. Ada yang makan, minum,
duduk duduk saja dll. sebelum kami melanjutkan perjalanan kami sempat berfoto. Beberapa
kali jepret dan akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan kami. Mendaki,
menurun, jalan sempit, kanan kiri jurang. Tapi kami tetap bersemangat. Dengan hati
hati kami melewati jalan itu bersama sama. Lalu kami tiba di dataran yang kecil. Kami duduk lagi disana sambil
menunggu guru guru yang lainnya datang. Kami bermain games dengan menggunakan
koran. Jadi semua anggota kelompok harus masuk kedalam koran itu. Terserah bagaimana
pun caranya. Murid laki laki saling menggendong satu sama lain. Sedangkan kelompok
saya merobek koran itu sehingga menjadi lingkaran dan kami pun masuk
kedalamnya. Sayangnya korannya robek dan harus mengulang lagi. Kelompok pertama
yang selesai boleh jalan duluan. Saya dan teman- teman tidak menyerah terus
mencoba. Ternyata Bu Selvi ini sangat
suka selfie. Setiap ada pemandangan yang bagus kami berfoto. Oh iya sebelumnya
kami melewati kebun teh. Sangaaaaaaat indah. Kami sempat berhenti disana dan
mengambil beberapa foto. Perjalanan dilanjutkan. Melewati jalan yang licin,
terjal, sangat mengerikan. Ada beberapa murid yang jatuh.
Masih jauh ternyata dari dataran
itu ke air terjunnya. Kami berjalan beriring-iringan. Tidak lupa berfoto. Tidak
berapa lama kemudian suara air terjunnya mulai terdengar. Menambah semangat
kami untuk berjalan dan cepat sampai pada tempat itu. Jalan turun menuju air
terjunnya sangat mengerikan. Turunan yang licin. Saya sempat terjatuh sekali. Penuh
perjuangan untuk sampai ketempat itu. Setelah melewati rintangan yang ada kami
pun sampai disambut dengan guru-guru dan teman teman yang sudah lebih dulu
sampai. Mereka sedang bermain air. Saya melepas sepatu dan kaos kaki saya lalu
ikut bergabung untuk bermain air. Ternyata airnya sangat dingin. Akhirnya saya
tidak jadi turun hanya melihat lihat saja. dan mengagumi keindahan alam itu. Guru
guru sedang menyiapkan makan siang. Dengan ngaliwet. Tidak lama setelah itu
kami mau berfoto tapi harus masuk kedalam air. Dengan terpaksa selangkah demi
selangkah saya berjalan memasuki air. Dan sialnya ada teman teman yang iseng
menyiramkan air. Sangat dingiin. Selesai berfoto, buru buru saya keluar dari
air. Tapi terlambat. Teman teman lebih cepat menyiram air kepada saya. Dan basah
kuyup sudah. Semuanya juga kena. Kami buru buru berganti baju karena sangat
dingin. Kamar mandi disana hanya ada satu. Dan kami harus bergantian
memakainya. Seusai berganti baju kami pun makan bersama diatas daun pisang. Tradisi
sunda. Ngaliwet. Penuh kebersamaan. Ada yang berfoto juga ternyata. Makanan
diatas daun pisang ini semuanya harus habis. Kami pun berusaha untuk
menghabiskannya bersama. Daun pisang sudah bersih. Tidak ada makanan yang
tersisa. Kami pun sempat bersantai sebentar. Tak lama kemudian kami akan
melakasanakan shalat dzuhur berjamaah. Dzuhur dan ashar dijamak. Karena perkiraan
kami akan tiba disekolah jam 5 sore. Setelah selesai shalat dan berdoa. Usmif akan
berkultum. Baru sebentar tiba tiba hujan turun. Dan hujannya tidak tanggung
tanggung. Langsung deras. Kami pun mencari tempat berteduh. Untung saja ada
saung saung didekat situ. Kami pun berlindung. Cukup lama juga menunggu hujan
reda. Sangat dingiin. Ada yang sibuk mengobrol, melamun, dan masih ada juga
yang sempat sempatnya selfie dalam keadaan seperti itu.
Hujan berhenti. Kami pun mulai
berjalan pulang. Melewati jalan pintas. Ada beberapa anak yang membantu untuk
mengangkat barang barang. Jalan yang kami lewati sekarang menjadi licin. Yang awalnya
tanah menjadi lumpur. Becek. Kami sangat berhati hati. Tidak lama kemudian bus
yang kami tumpangi tadi sudah kelihatan. Kami naik dan mencari tempat duduk. Lalu
menunggu sampai akhirnya bus berjalan. Diperjalanan sangat macet. Bus 2 yang
kami tumpangi akhirnya memutar balik melewati tol. Lama sekali. Saya tertidur. Ketika
bangun ternyata belum sampai juga. Ternyata ada yang berdebat di bus ini. Perdebatan
hanya main main saja. tentang kereta api. “Gejes gejes” nya berapa kali dari
Bandung ke Surabaya. Yang benar saja kita akan menghitung berapa banyak bunyi “gejes
gejes” itu. Yang berdebat adalah Ali (8) dan Veka (7). Kami tertawa melihat
mereka bedua berdebat. Tidak terasa sudah hampir tiba disekolah. Ketika sampai
kami buru buru turun. Ternyata lumayan capek juga duduk terus. Saya mengira
bahwa bus 1 belum tiba. Ternyata mereka sudah tiba lebih dulu. Dan ada juga
yang sudah pulang. Ada beberapa anak yang masih menunggu jemputan. Ada juga
yang langsung pulang kerumahnya, karena jarak rumah dan sekolah tidak jauh. Saya,
adik, dan sepupu sepupu saya menunggu cukup lama sampai kami dijemput. Sudah hampir
memasuki waktu maghrib. Tinggal beberapa orang yang menunggu disekolah. Beberapa
menit kemudian datanglah mobil yang sudah kami tunggu. Dan kami pun pulang dan
beristirahat.
TAMAT